LAPORAN PPTK BLN AGUSTUS 2010
Kota Bitung teletak pada 10 23’23 – 1035’39’ LU dan 125018’13 BT. Laus wilayah Kota Bitung 31.350, 35 Ha.
Batas-batas wilayah administrasi Kota Bitung sebagai berikut:
a. Sebelah Utara dengan Kecamatan Likupang dan Kecamatan Dimembe Kabupaten Minahas Utara
b. Sebelah Timur dengan Laut Maluku dan Samudra Pasifik
c. Sebelah Selatan dengan Laut Maluku
d. Sebelah Barat dengan Kecamatan Kauditan Kabupaten Minahasa Utara
Dilihat dari aspek topografi, keadaan tanahnya sebagian besar daratan Bitung atau 45,06 % berombak berbukit dan 32,73% bergunung. Hanya 4,18% merupakan dataran landai serta sisanya 18,03 berombak. Dibagian timur mulai dari pesisir Aertemaga sampai dengan Tanjung Merah di bagian barat, merupakan daratan yan relatif cukup datar dengan keiringan 0-150 sehingga secara fisik dapat dikembangkan sebagai wilayah perkotaan, industri, perdagangan dan jasa serta pemukiman.
Seperti daerah di Indonesia lainnya, keadaan musim di wilayah Kota Bitung mempunyai dua musim dalam satu tahun yaitu musim penghujan dan musim kemarau dengan curah hujan rata-rata 21,25 m/bulan dengan nilai maksimum 23 hari/ bulan dan minimum 4 hari/bulan. Iklim memiliki pengaruh yang erat kaitannya terhadap perkembangan usaha perikanan baik secara langsung maupun tidak langsung, misalnya curah hujan dapat mempengaruhi produksi usaha buddaya ikan dan kegiatan penangkapan ikan di laut. Musim hujan, angin kencang, dan keadaan iklim lainnya akan berpengaruh pula pada produksi perikanan terutama dalam kaitannya dengan musim ikan, migrasi ikan, jumlah hasil tangkapan ikan, lama waktu operasi dan lain sebagainya.
Secara administratif wilayah Bitung dibagi dalam 8 kecamatan dan 69 kelurahan. Sebagai salah satu basis penangkapan ikan, kota Bitung memiliki Potensi Memadai. Luas lahan budidaya darat 97 Ha, budidaya laut 250 Ha dengan jumlah nelayan yang terlibat sebanyak 14 ribu orang lebih. Menurut sensus oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bitung, terdata akhir mei 2010 jumlah penduduk kota Bitung sebanyak 209.216, maka 123.483 jiwa adalah masyarakat pesisir disepanjang 143,2 km garis pantai. Terdapat 33 kelompok pembudidaya terdiri atas 24 Kelompok budidaya darat dan 9 kelompok budidaya laut, 40 kelompok nelayan tangkap, 3 kelompok pengolahan, 9 Kelompok Masyarakat Pengawas (POKMASWAS) perikanan dan 1 kelompok konservasi (mangrove), serta 61 buah perusahaan tangkap dengan 15 buah tangkahan (dermaga khusus) dengan armada sebanyak 1.963 buah terdiri dari 679 perahu tanpa motor, 522 perahu motor temple, dan 782 buah kapal motor.
Produksi perikanan laut tahun 2009 mencapai 144,3 ribu ton dengan nilai Rp 921,8 millyar lebih. Dari hasil budidaya laut produksinya dengan jenis kerapu, kakap, dan kuwe, mencapai 23,3 ton bernilai Rp 477 juta. Sedangkan budidaya darat produksinya mencapai 119,4 ton, terdiri dari ikan mas, mujair, nila, dan bandeng, senilai Rp 1,6 millyar lebih (Laporan Tahunan Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Bitung, 2009).
Salah satu pelabuhan yang diharapkan menjadi salah satu pintu gerbang perekonomian Indonesia adalah Pelabuhan Perikanan Samudra (PPS) Bitung. Pelabuhan Bitung terletak di Kota Bitung, Sulawesi Utara berada pada posisi 01°26’00” LU dan 125°11’00” BT tepat di bibir pasifik. Dengan posisi yang sangat strategis, berada di bibir pasifik dengan kedalaman yang sangat memadai serta adanya barrier alami Pulau Lembeh, pelabuhan Bitung aman dari terjangan arus/ ombak langsung dari Samudera Pasifik. Pelabuhan Bitung semakin berkembang dan memiliki peran yang sangat penting tidak hanya bagi propinsi Sulawesi Utara saja namun secara global bagi Kawasan Indonesia Timur lainnya.
Pelabuhan Bitung dalam hitungan tahun-tahun terakhir telah berkembang pesat, bahkan untuk ke depannya ada wacana untuk dikembangkan menjadi salah satu international Hub Port di Indonesia yang akan mendampingi Jakarta, Surabaya, Batam dan Bali.
Dalam pelaksanaannya, di Bidang Pelayanan dan Pengembangan Sumberdaya kelautan dan Perikanan (P2SDKP) telah melaksanakan program Penguatan kelembagaan dan pola kemitraan yang professional bertujuan untuk meningkatkan usaha perikanan skala kecil/ menengah sehingga dapat memacu produksi dan menguntungkan yang pada akhirnya bertujuan pada peningkatan taraf hidup masyarakat perikanan di PPS Bitung.
Bentuk kegiatan yang telah dilaksanakan yaitu sebagai berikut:
a. Inventarisasi kelompok usaha bersama (KUB) baik yang telah menerima paket bantuan maupun yang belum
b. Pembinaan kepada kelompok penerima paket perikanan TA.2009
c. Monitoring dan evaluasi serta pembinaan kepada kelompok penerima paket tahun sebelumnya
Penyelenggaraan pembinaan diprioritaskan untuk merangsang partisipasi aktif para anggota KUB untuk dapat tumbuh dan berkembang sehingga dapat mandiri dan mempunyai jiwa enterpreuner. Disamping itu dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan sebagai upaya guna mengimbangi laju perkembangan pembangunan perikanan.
Sejauh ini pelaksanaan kegiatan oleh kami selaku Penyuluh Perikanan Tenaga Kontrak di awal bulan Agustus 2010 adalah pemantapan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh bidang P2SDKP dan bekerjasama dengan Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Bitung yakni melakukan pembinaan kepada KUB di sentra-sentra perikanan serta teknologi yang mungkin dikembangkan sekaligus untuk mendapatkan masukan tentang permasalahan yang dihadapi di lapangan dan cara menyelesaikan masalah tersebut. Selain itu, kegiatan di Awal bulan Agustus 2010 cenderung lebih banyak mengidentifikasi data potensi sumberdaya perikanan dan data Kelompok perikanan (nelayan, pembudidaya, dan pengolah) di Pelabuhan Perikanan Samudra (PPS) Bitung dengan banyak melakukan koordinasi dengan instansi terkait yang menangani bidang perikanan di Kota Bitung. Kami juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan pendampingan pelayanan rekomendasi Bahan Bakar Minyak (BBM) Solar Bersubsidi dengan menyampaikan Standar Operational Procedur (SPO) kepada setiap kapal-kapal perikanan yang berlabuh di PPS Bitung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar